Struktur Fungsi Jaringan pada Tumbuhan- Masih ingatkah
Anda apa yang dimaksud dengan sel? Sel terdapat pada makhluk uniseluler dan
multiseluler. Pada semua makhluk hidup multiseluler, kumpulan sel bekerja
bersama-sama membentuk jaringan. Berdasarkan proses perkembangannya, jaringan
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jaringan muda (meristem) dan jaringan
dewasa. Pada jaringan muda, selselnya belum terspesialisasi dan belum dapat
dibedakan fungsinya, sedangkan pada jaringan dewasa sel-selnya sudah memiliki
fungsi serta struktur yang khusus.
1. Jaringan Meristem.
Jaringan meristem merupakan kumpulan sel yang selalu
aktif membelah. Sel meristem membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel
baru bagi pertumbuhan dan perkembangan. Sel meristem memiliki dinding sel yang
tipis dan sitoplasma yang besar. Jaringan meristem dapat ditemukan pada ujung (apex)
akar atau batang. Jaringan tersebut disebut juga apical meristem (meristem
ujung). Meristem pada ujung akar disebut meristem ujung akar, sedangkan di
ujung batang disebut meristem pucuk. Semua pertumbuhan yang berasal dari
meristem ujung disebut pertumbuhan primer. Hal tersebut meliputi sel dan
jaringan yang dibentuknya. Aktivitas meristem ujung akan menyebabkan
pemanjangan pada akar dan batang, pembentukan cabang batang dan akar, serta
pembentukan organ reproduksi (bunga). Meristem ujung ini disebut juga meristem
primer.
Gambar 2.1 Letak beberapa jaringan meristem pada
tumbuhan.
Lapisan jaringan meristem juga dapat ditemukan pada
batang. Meristem ini disebut lateral meristem (meristem lateral) dan
merupakan meristem sekunder. Karena jaringan meristem lateral ini merupakan sel
kambium yang membentuk pembuluh batang, terkadang disebut juga vascular
cambium (kambium pembuluh). Kambium merupakan lapisan sel bersifat
meristematis (terus membelah) yang berperan memperbesar batang. Meristem
lateral umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil, seperti pohon jati, mangga, dan
rambutan. Aktivitas meristem lateral ini akan menyebabkan batang dan akar
bertambah diameternya. Hal ini disebut pertumbuhan sekunder. Tumbuhan monokotil
tidak memiliki kambium pembuluh sehingga tidak terjadi pelebaran diameter
batang.
2. Jaringan Dewasa.
Seperti yang telah Anda pelajari di Bab 1, sel
tumbuhan memiliki struktur sel yang khas. Terdapat tiga struktur khas sel
tumbuhan yang membedakannya dengan sel hewan, yaitu plastida, vakuola, dan
dinding sel. Struktur sel tumbuhan dan dinding selnya memiliki hubungan dengan
fungsi utama sel atau jaringan tersebut. Sel-sel pada jaringan dewasa telah
memiliki struktur yang khas. Terdapat lima jenis sel atau jaringan utama
penyusun tumbuhan, yaitu jaringan parenkim, jaringan kolenkim, jaringan
sklerenkim, jaringan xilem, dan jaringan floem.
a. Jaringan Parenkim.
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang banyak
terdapat ruang antarsel sehingga sel-selnya tersusun longgar. Sel-sel parenkim
memiliki organel sel yang lengkap. Dengan demikian, sel-sel jaringan parenkim
ini masih dapat berkembang karena masih bersifat meristematik. Ketika organ
terluka, jaringan parenkim menyembuhkan dan membentuk jaringan penggantinya.
Sel-sel parenkim yang ada di daun memiliki kloroplas sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Pada beberapa jenis tumbuhan, sel-sel parenkim yang berada di
akar dan batang memiliki plastida yang berfungsi sebagai cadangan makanan
berupa pati (amilum) dan disebut amiloplas (Gambar 2.2). Beberapa jenis
tumbuhan, memiliki sel parenkim dengan vakuola yang cukup besar untuk menyimpan
damar atau getah. Secara umum, sel parenkim berfungsi dalam fotosintesis,
respirasi, sekresi, serta penyimpanan makanan cadangan dan air.
Gambar 2.2 (a) Irisan melintang akar Ranunculus.
(b) Di korteks terdapat sel-sel parenkim yang memiliki amiloplas, tempat pati
disimpan. Bagaimana struktur jaringan parenkim?
b. Jaringan Kolenkim.
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang mengalami
penebalan selulosa di bagian sudut dinding selnya. Sel-sel pada jaringan
kolenkim pada umumnya tidak memiliki protoplas dan dinding sel sekunder. Akan
tetapi, memiliki dinding primer yang lebih tebal dibandingkan dengan dinding
sel parenkim (Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Jaringan kolenkim berfungsi mendukung
bagian tubuh tumbuhan yang masih muda.
Karena tidak memiliki dinding sel sekunder dan hanya memiliki
dinding sel primer yang tidak berlignin, jaringan kolenkim dapat menunjang
organorgan muda tanpa menghambat pertumbuhannya. Jadi, fungsi utama jaringan
kolenkim adalah sebagai penopang organ-organ muda.
c. Jaringan Sklerenkim.
Pada penjelasan sebelumnya jaringan kolenkim berfungsi
menunjang organ-organ muda. Adapun jaringan sklerenkim memiliki peran sebagai
penyokong organ-organ tua. Ketika pertumbuhan pada organ sudah mulai berkurang,
jaringan kolenkim yang dominan, perlahan digantikan perannya oleh jaringan
sklerenkim yang jauh lebih kuat. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan sel
yang mengalami penebalan di seluruh bagian dinding selnya. Dinding selnya lebih
kuat dibandingkan dinding sel jaringan kolenkim. Hal tersebut dikarenakan sel
sklerenkim memiliki lignin. Berdasarkan ukuran selnya, sel sklerenkim
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Fiber. Bentuknya panjang, ramping, dan seperti
pita. Sering disebut juga sebagai serat (Gambar 2.4a). Karena kekuatannya,
serat dapat digunakan untuk rami atau jenis tali lainnya.
2) Sklereid. Bentuknya pendek dan tidak beraturan (Gambar
2.4b). Biasanya ditemukan di kulit yang melindungi kacang atau biji.
Gambar 2.4 (a) Sel fiber (serat) dan (b) sel sklereid.
d. Jaringan Xilem.
Jaringan xilem adalah jaringan pembuluh yang
mengangkut mineral dan air dari dalam tanah ke daun untuk diolah menjadi bahan
makanan melalui proses fotosintesis. Pada tumbuhan, terdapat dua jenis xilem,
yaitu xilem primer dan xilem sekunder. Xilem primer dibentuk pada pertumbuhan
awal oleh jaringan meristem primer (prokambium). Sementara itu, xilem sekunder
terbentuk dari hasil pertumbuhan kambium (meristem sekunder). Dalam jaringan
xilem, terdapat beberapa jenis sel, di antaranya sebagai berikut.
1) Sel-sel yang terdapat di dalam sistem trakea.
Sel-sel pada sistem trakea berbentuk tabung yang disebut sel trakea. Satu sel
tabung dengan sel tabung berikutnya terhubung di bagian ujungnya. Dinding sel
di bagian ujung tersebut hilang sehingga keseluruhan sel berbentuk seperti tong
(Gambar 2.5).
Gambar 2.5 Trakeid di xilem mempunyai noktah dan
dinding selnya berlignin sehingga strukturnya kuat.
Selain sel trakea, terdapat sel yang lebih pendek dan
runcing di ujungujungnya yang disebut sel trakeid. Dinding sel trakeid
berlubang-lubang. Lubang-lubang tersebut disebut noktah. Dinding dalam sel-sel
sistem trakea memiliki lignin atau zat kayu sehingga strukturnya kokoh.
2) Serabut xilem. Serabut xilem merupakan sel-sel
panjang dengan ujung yang runcing. Dinding sel serabut xilem juga mengandung
lignin dan noktah-noktah yang lebih sempit dibandingkan dengan trakeid.
3) Parenkim. Sel-sel parenkim yang berada di xilem
memiliki vakuola yang besar dan berisi makanan cadangan, tanin, getah, dan
kristal.
e. Jaringan Floem.
Jaringan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis
berupa karbohidrat ke seluruh bagian tumbuhan. Seperti halnya jaringan xilem,
terdapat dua jenis floem berdasarkan asal pertumbuhannya yaitu floem primer dan
floem sekunder. Dalam jaringan floem, terdapat beberapa jenis sel, di antaranya
sebagai berikut.
1) Sel buluh tapis. Sel buluh tipis merupakan adalah
sel-sel yang berbentuk tabung dengan bagian ujung-ujung yang bertemu sehingga
membentuk sebuah saluran (Gambar 2.6). Pada bagian ujung yang bertemu tersebut,
terdapat lubanglubang. Bentuknya yang menyerupai saluran panjang dengan
lubang-lubang tersebutlah yang membuat sel-sel ini disebut buluh tapis.
Gambar 2.6 Floem terdiri atas buluh tapis dengan
lubang-lubang perforasi di ujung selnya.
2) Sel pengiring. Sel pengiring merupakan sel hidup
berbentuk silinder yang berada di dekat buluh tapis. Sel tersebut memiliki
protoplas yang pekat. Sel buluh tapis adalah sel hidup yang sudah
berdiferensiasi sehingga berspesialisasi menjadi sel pembuluh. Sel buluh tapis
hidup tanpa inti sel. Sel pengiring dan sel buluh tapis membentuk satu kesatuan
fisiologis sehingga jika sel buluh tapis tidak berfungsi, sel pengiringnya pun
akan mati.
3) Serabut floem. Seperti pada serabut xilem, serabut
floem juga berfungsi menopang floem. Serabut floem terdiri atas sel-sel yang
memanjang dan tersusun rapat. Serabut floem memiliki dinding sel yang menebal.
4) Parenkim. Parenkim merupakan sel-sel hidup dengan
vakuola yang melebar berisi makanan cadangan atau bahan-bahan sekresi.