Entri Populer

Rabu, 11 September 2013

Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan



Struktur Fungsi Jaringan pada Tumbuhan- Masih ingatkah Anda apa yang dimaksud dengan sel? Sel terdapat pada makhluk uniseluler dan multiseluler. Pada semua makhluk hidup multiseluler, kumpulan sel bekerja bersama-sama membentuk jaringan. Berdasarkan proses perkembangannya, jaringan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa. Pada jaringan muda, selselnya belum terspesialisasi dan belum dapat dibedakan fungsinya, sedangkan pada jaringan dewasa sel-selnya sudah memiliki fungsi serta struktur yang khusus.
1. Jaringan Meristem.
Jaringan meristem merupakan kumpulan sel yang selalu aktif membelah. Sel meristem membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel baru bagi pertumbuhan dan perkembangan. Sel meristem memiliki dinding sel yang tipis dan sitoplasma yang besar. Jaringan meristem dapat ditemukan pada ujung (apex) akar atau batang. Jaringan tersebut disebut juga apical meristem (meristem ujung). Meristem pada ujung akar disebut meristem ujung akar, sedangkan di ujung batang disebut meristem pucuk. Semua pertumbuhan yang berasal dari meristem ujung disebut pertumbuhan primer. Hal tersebut meliputi sel dan jaringan yang dibentuknya. Aktivitas meristem ujung akan menyebabkan pemanjangan pada akar dan batang, pembentukan cabang batang dan akar, serta pembentukan organ reproduksi (bunga). Meristem ujung ini disebut juga meristem primer.
Gambar 2.1 Letak beberapa jaringan meristem pada tumbuhan.
Lapisan jaringan meristem juga dapat ditemukan pada batang. Meristem ini disebut lateral meristem (meristem lateral) dan merupakan meristem sekunder. Karena jaringan meristem lateral ini merupakan sel kambium yang membentuk pembuluh batang, terkadang disebut juga vascular cambium (kambium pembuluh). Kambium merupakan lapisan sel bersifat meristematis (terus membelah) yang berperan memperbesar batang. Meristem lateral umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil, seperti pohon jati, mangga, dan rambutan. Aktivitas meristem lateral ini akan menyebabkan batang dan akar bertambah diameternya. Hal ini disebut pertumbuhan sekunder. Tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium pembuluh sehingga tidak terjadi pelebaran diameter batang.
2. Jaringan Dewasa.
Seperti yang telah Anda pelajari di Bab 1, sel tumbuhan memiliki struktur sel yang khas. Terdapat tiga struktur khas sel tumbuhan yang membedakannya dengan sel hewan, yaitu plastida, vakuola, dan dinding sel. Struktur sel tumbuhan dan dinding selnya memiliki hubungan dengan fungsi utama sel atau jaringan tersebut. Sel-sel pada jaringan dewasa telah memiliki struktur yang khas. Terdapat lima jenis sel atau jaringan utama penyusun tumbuhan, yaitu jaringan parenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xilem, dan jaringan floem.
a. Jaringan Parenkim.
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang banyak terdapat ruang antarsel sehingga sel-selnya tersusun longgar. Sel-sel parenkim memiliki organel sel yang lengkap. Dengan demikian, sel-sel jaringan parenkim ini masih dapat berkembang karena masih bersifat meristematik. Ketika organ terluka, jaringan parenkim menyembuhkan dan membentuk jaringan penggantinya. Sel-sel parenkim yang ada di daun memiliki kloroplas sehingga dapat melakukan fotosintesis. Pada beberapa jenis tumbuhan, sel-sel parenkim yang berada di akar dan batang memiliki plastida yang berfungsi sebagai cadangan makanan berupa pati (amilum) dan disebut amiloplas (Gambar 2.2). Beberapa jenis tumbuhan, memiliki sel parenkim dengan vakuola yang cukup besar untuk menyimpan damar atau getah. Secara umum, sel parenkim berfungsi dalam fotosintesis, respirasi, sekresi, serta penyimpanan makanan cadangan dan air.
Gambar 2.2 (a) Irisan melintang akar Ranunculus. (b) Di korteks terdapat sel-sel parenkim yang memiliki amiloplas, tempat pati disimpan. Bagaimana struktur jaringan parenkim?
b. Jaringan Kolenkim.
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan selulosa di bagian sudut dinding selnya. Sel-sel pada jaringan kolenkim pada umumnya tidak memiliki protoplas dan dinding sel sekunder. Akan tetapi, memiliki dinding primer yang lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel parenkim (Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Jaringan kolenkim berfungsi mendukung bagian tubuh tumbuhan yang masih muda.
Karena tidak memiliki dinding sel sekunder dan hanya memiliki dinding sel primer yang tidak berlignin, jaringan kolenkim dapat menunjang organorgan muda tanpa menghambat pertumbuhannya. Jadi, fungsi utama jaringan kolenkim adalah sebagai penopang organ-organ muda.
c. Jaringan Sklerenkim.
Pada penjelasan sebelumnya jaringan kolenkim berfungsi menunjang organ-organ muda. Adapun jaringan sklerenkim memiliki peran sebagai penyokong organ-organ tua. Ketika pertumbuhan pada organ sudah mulai berkurang, jaringan kolenkim yang dominan, perlahan digantikan perannya oleh jaringan sklerenkim yang jauh lebih kuat. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan sel yang mengalami penebalan di seluruh bagian dinding selnya. Dinding selnya lebih kuat dibandingkan dinding sel jaringan kolenkim. Hal tersebut dikarenakan sel sklerenkim memiliki lignin. Berdasarkan ukuran selnya, sel sklerenkim dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Fiber. Bentuknya panjang, ramping, dan seperti pita. Sering disebut juga sebagai serat (Gambar 2.4a). Karena kekuatannya, serat dapat digunakan untuk rami atau jenis tali lainnya.
2) Sklereid. Bentuknya pendek dan tidak beraturan (Gambar 2.4b). Biasanya ditemukan di kulit yang melindungi kacang atau biji.
Gambar 2.4 (a) Sel fiber (serat) dan (b) sel sklereid.
d. Jaringan Xilem.
Jaringan xilem adalah jaringan pembuluh yang mengangkut mineral dan air dari dalam tanah ke daun untuk diolah menjadi bahan makanan melalui proses fotosintesis. Pada tumbuhan, terdapat dua jenis xilem, yaitu xilem primer dan xilem sekunder. Xilem primer dibentuk pada pertumbuhan awal oleh jaringan meristem primer (prokambium). Sementara itu, xilem sekunder terbentuk dari hasil pertumbuhan kambium (meristem sekunder). Dalam jaringan xilem, terdapat beberapa jenis sel, di antaranya sebagai berikut.
1) Sel-sel yang terdapat di dalam sistem trakea. Sel-sel pada sistem trakea berbentuk tabung yang disebut sel trakea. Satu sel tabung dengan sel tabung berikutnya terhubung di bagian ujungnya. Dinding sel di bagian ujung tersebut hilang sehingga keseluruhan sel berbentuk seperti tong (Gambar 2.5).
Gambar 2.5 Trakeid di xilem mempunyai noktah dan dinding selnya berlignin sehingga strukturnya kuat.
Selain sel trakea, terdapat sel yang lebih pendek dan runcing di ujungujungnya yang disebut sel trakeid. Dinding sel trakeid berlubang-lubang. Lubang-lubang tersebut disebut noktah. Dinding dalam sel-sel sistem trakea memiliki lignin atau zat kayu sehingga strukturnya kokoh.
2) Serabut xilem. Serabut xilem merupakan sel-sel panjang dengan ujung yang runcing. Dinding sel serabut xilem juga mengandung lignin dan noktah-noktah yang lebih sempit dibandingkan dengan trakeid.
3) Parenkim. Sel-sel parenkim yang berada di xilem memiliki vakuola yang besar dan berisi makanan cadangan, tanin, getah, dan kristal.
e. Jaringan Floem.
Jaringan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis berupa karbohidrat ke seluruh bagian tumbuhan. Seperti halnya jaringan xilem, terdapat dua jenis floem berdasarkan asal pertumbuhannya yaitu floem primer dan floem sekunder. Dalam jaringan floem, terdapat beberapa jenis sel, di antaranya sebagai berikut.
1) Sel buluh tapis. Sel buluh tipis merupakan adalah sel-sel yang berbentuk tabung dengan bagian ujung-ujung yang bertemu sehingga membentuk sebuah saluran (Gambar 2.6). Pada bagian ujung yang bertemu tersebut, terdapat lubanglubang. Bentuknya yang menyerupai saluran panjang dengan lubang-lubang tersebutlah yang membuat sel-sel ini disebut buluh tapis.
Gambar 2.6 Floem terdiri atas buluh tapis dengan lubang-lubang perforasi di ujung selnya.
2) Sel pengiring. Sel pengiring merupakan sel hidup berbentuk silinder yang berada di dekat buluh tapis. Sel tersebut memiliki protoplas yang pekat. Sel buluh tapis adalah sel hidup yang sudah berdiferensiasi sehingga berspesialisasi menjadi sel pembuluh. Sel buluh tapis hidup tanpa inti sel. Sel pengiring dan sel buluh tapis membentuk satu kesatuan fisiologis sehingga jika sel buluh tapis tidak berfungsi, sel pengiringnya pun akan mati.
3) Serabut floem. Seperti pada serabut xilem, serabut floem juga berfungsi menopang floem. Serabut floem terdiri atas sel-sel yang memanjang dan tersusun rapat. Serabut floem memiliki dinding sel yang menebal.
4) Parenkim. Parenkim merupakan sel-sel hidup dengan vakuola yang melebar berisi makanan cadangan atau bahan-bahan sekresi.