ETIKA BISNIS
Etika
merupakan suatu ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan
kewajiban moral. Etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini
masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan
santun.
Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif sekarang ini seringkali
kita bisa dengan mudah menyebut tentang etika dalam bisnis dan tanpa
kita sadari bahwa hal itu dewasa ini sepertinya kurang lagi diwujudkan
dalam kegiatan Bisnis. Dalam dunia bisnis sekarang ini seseorang nampak
tidak lagi memperhatikan etika justru ia semakin menjatuhkan lawannya
dengan berbagai cara guna mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
atau untuk mendapatkan promosi jabatan dan terkadang untuk tetap dapat
menduduki suatu jabatan yang mereka inginkan. Tanpa pandang kawan mereka
menganggap semua lawan. Sejatinya Lingkungan bisnis yang mempunyai
perilaku etika. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan
tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan
yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan
konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar
itu benar, dll. Tetapi untuk saat ini sepertinya hal – hal tersebut
kurang untuk disadari apalagi dilakukan.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi dapat diatasi.karena dengan adanya moral dan etika seseorang dapat lebih mengendalikan dirinya untuk tidak berbuat yang tidak seharusnya dilakukan dan dapat bersaing dalam kegiatan bisnisnya masing-masing secara sehat. Moral sendiri itu artinya merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Dengan ini semua pelaku bisnis dapat menjalankan kegiatan bisnisnya secara aman tanpa harus berbuant curang. Karena mereka dapat menyadari peraturan-peraturan yang harus mereka taati. Coba bisa dibayangkan bila semua pelaku bisnis tidak memiliki etika dalam berbisnis? Sungguh akan menghasilkan suatu usaha (bisnis) yang bersifat saling menjatuhkan dan tidak berpendidikan. Contoh penerapan etika dan moral dalam lingkungan Bisnis :
• saat menjelang hari raya, para anggota DPR dilarang menerima bingkisan dalam bentuk apapun(pengendalian diri)
• Pada saat ramadhan, pelaku bisnis mengadakan santunan kepada anak yatim (Pengembangan tanggung jawab sosial)
• menciptakan sebuah perencanaan yang akan digunakan dalam memajukan dunia bisnis kedepannya(menerapkan konsep"pembangunan berkelanjutan")
• Menaati segala peraturan yang telah ditetapkan perusahaan dan menjalankannya dengan sebaik mungkin (konsekuen dan konsisten dengan aturan mainyang telah disepakati bersama)
Contoh penerapan moral dalam dunia Bisnis adalah :
• bersaing secara sehat untuk mencapai target bisnis
• bagi pemilik bisnis harus memperhatikan kesejahteraan karyawan ataupun golongan rendah
• Tidak mudah tergoda oleh bujukan-bujukan yang cenderung merugikan dunia bisnis
Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Dalam bisnis salah satu etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Fokus itu membuat perusahaan yang berfikir pendek dengan segala cara berupa melakukan hal – hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetitif semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi factor pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis. Perusahaan lebih mengutamakan keuntungan semata seharusnya mereka berpikir bahwa jika ingin kelanjutan usahanya itu perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan partner bisnisnya. Perusahaan akan lebih cepat berkembang jika ia bisa menjaga hubungan baik, memelihara persaingan yang sehat, dan itu semua adalah hal yang sangat penting yang berhubungan dengan etika dalam bisnis. Yang seharusnya perusahaan – perusahaan itu bisa menerapkannya demi kelangsungan usahanya.
Di akui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun dengan demikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri sendiri. Karena masih rendahnya kesadaran untuk etika bisnis itu sendiri sehingga kegiatan bisnis saat ini masih bisa terdapat kecurangan-kecurangan dan Pihak yang paling dirugikan disini adalah Konsumen itu sendiri yang mengkonsumsi produk dari perusahaan tersebut. Seharusnya pelaku bisnis menyadari bahwa perbuatan curang itu suatu saat dapat merugikan dirinya sendiri dan perusahaannya sendiri.
Untuk itu disini kita dapat menyimpulkan bahwa ada hubungan saling ketergantungan antara bisnis dan masyarakat. Mungkin banyak masyarakat atau orang awam yang bilang bahwa dalam bisnis kita tidak memerlukan etika. Itu karena mereka hanya berpikir keuntungan semata dan urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri.
dalam dunia bisnis banyak terjadinya interaksi-interaksi anatara pelaku bisnis didalamnya sehingga terkadang bisa saja memicu terjadinya konflik. Oleh sebab itu apabila kita menjalankan suatu kegiatan bisnis yang sehat dengan mengamalkan etika dalam berbisnis tentu dapat memperkecil pemicu konflik tersebut. Dan etika dalam berbisnis ini juga bisa sebagai alat kontrol sosial adalah sebuah pengendalian diri didalam pelaku-pelaku usaha bisnis dan selalu menjunjung tinggi kejujuran serta menjalin hubungan baik dengan sesama perusahaan lainnya.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi dapat diatasi.karena dengan adanya moral dan etika seseorang dapat lebih mengendalikan dirinya untuk tidak berbuat yang tidak seharusnya dilakukan dan dapat bersaing dalam kegiatan bisnisnya masing-masing secara sehat. Moral sendiri itu artinya merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Dengan ini semua pelaku bisnis dapat menjalankan kegiatan bisnisnya secara aman tanpa harus berbuant curang. Karena mereka dapat menyadari peraturan-peraturan yang harus mereka taati. Coba bisa dibayangkan bila semua pelaku bisnis tidak memiliki etika dalam berbisnis? Sungguh akan menghasilkan suatu usaha (bisnis) yang bersifat saling menjatuhkan dan tidak berpendidikan. Contoh penerapan etika dan moral dalam lingkungan Bisnis :
• saat menjelang hari raya, para anggota DPR dilarang menerima bingkisan dalam bentuk apapun(pengendalian diri)
• Pada saat ramadhan, pelaku bisnis mengadakan santunan kepada anak yatim (Pengembangan tanggung jawab sosial)
• menciptakan sebuah perencanaan yang akan digunakan dalam memajukan dunia bisnis kedepannya(menerapkan konsep"pembangunan berkelanjutan")
• Menaati segala peraturan yang telah ditetapkan perusahaan dan menjalankannya dengan sebaik mungkin (konsekuen dan konsisten dengan aturan mainyang telah disepakati bersama)
Contoh penerapan moral dalam dunia Bisnis adalah :
• bersaing secara sehat untuk mencapai target bisnis
• bagi pemilik bisnis harus memperhatikan kesejahteraan karyawan ataupun golongan rendah
• Tidak mudah tergoda oleh bujukan-bujukan yang cenderung merugikan dunia bisnis
Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Dalam bisnis salah satu etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Fokus itu membuat perusahaan yang berfikir pendek dengan segala cara berupa melakukan hal – hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetitif semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi factor pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis. Perusahaan lebih mengutamakan keuntungan semata seharusnya mereka berpikir bahwa jika ingin kelanjutan usahanya itu perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan partner bisnisnya. Perusahaan akan lebih cepat berkembang jika ia bisa menjaga hubungan baik, memelihara persaingan yang sehat, dan itu semua adalah hal yang sangat penting yang berhubungan dengan etika dalam bisnis. Yang seharusnya perusahaan – perusahaan itu bisa menerapkannya demi kelangsungan usahanya.
Di akui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun dengan demikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri sendiri. Karena masih rendahnya kesadaran untuk etika bisnis itu sendiri sehingga kegiatan bisnis saat ini masih bisa terdapat kecurangan-kecurangan dan Pihak yang paling dirugikan disini adalah Konsumen itu sendiri yang mengkonsumsi produk dari perusahaan tersebut. Seharusnya pelaku bisnis menyadari bahwa perbuatan curang itu suatu saat dapat merugikan dirinya sendiri dan perusahaannya sendiri.
Untuk itu disini kita dapat menyimpulkan bahwa ada hubungan saling ketergantungan antara bisnis dan masyarakat. Mungkin banyak masyarakat atau orang awam yang bilang bahwa dalam bisnis kita tidak memerlukan etika. Itu karena mereka hanya berpikir keuntungan semata dan urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri.
dalam dunia bisnis banyak terjadinya interaksi-interaksi anatara pelaku bisnis didalamnya sehingga terkadang bisa saja memicu terjadinya konflik. Oleh sebab itu apabila kita menjalankan suatu kegiatan bisnis yang sehat dengan mengamalkan etika dalam berbisnis tentu dapat memperkecil pemicu konflik tersebut. Dan etika dalam berbisnis ini juga bisa sebagai alat kontrol sosial adalah sebuah pengendalian diri didalam pelaku-pelaku usaha bisnis dan selalu menjunjung tinggi kejujuran serta menjalin hubungan baik dengan sesama perusahaan lainnya.
Contoh-contoh penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari
:
1. Berkata jujur
2.
Bersikap
dewasa dalam menghadapi masalah
3.
Ramah
dalam berkomunikasi
4.
Menggunakan
panggilan / sebutan orang dengan baik
5.
Menggunakan
pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.
Tidak
mudah emosi / emosional
7.
Berinisiatif
sebagai pembuka dialog
8.
Berbahasa
yang baik, ramah dan sopan
9.
Menggunakan
pakaian yang sesuai dengan norma kesopanan
10 Bertingkah laku yang baik
Dalam suatu perusahaan, suatu
etika bisnis dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan
dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip
bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja
unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
1. Prinsip otonomi
Otonomi
adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.
Orang yang
otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta
bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut
2. Prinsip Kejujuran
- Kejujuran dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak
- Kejujuran dalam penawaran barang
dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
- Kejujuran dalam hubungan kerja
intern dalam suatu perusahaan
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar
setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai
dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
Dalam bisnis yang kompetitif,
prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win
solution.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini dihayati sebagai
tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan
Dalam menciptakan etika bisnis, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian
diri
2. Pengembangan
tanggung jawab sosial (social responsibility)
3.Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
4. Menciptakan
persaingan yang sehat
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu
menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah
9. Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Etika Bisnis yang Diterapkan
· Contoh Pelanggaran Etika Bisnis
1.
Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
Pada
tahun ajaran baru, sebuah sekolah mengenakan biaya Rp 700.000 yang dibebankan
kepada setiap siswa barunya. Sebelumnya, pihak sekolah tidak menginformasikan
mengenai biaya ini sehingga membuat para siswa baru mau tidak mau harus
membayarnya. Di sampintg itu, tidak ada penjelasan resmi mengenai arah
penggunaan uang tersebut. Setelah diusut, ternyata uang itu akan dipergunakan
untuk keperluan pribadi para gurunya. Dalam kasus ini pihak sekolah telah
melanggar prinsip transparasi dalam beretika.
2.
Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas
Sebuah
Rumah Sakit melalui pihak Pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan yang
akan mendaftar PNS akan secara otomatis dinyatakan mengundurkan diri. Adhi
sebagai salah seorang karyawan di RS itu mengabaikan pengumuman dari pihak
pengurus karena menurut pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola dalam hal ini
direktur, sehingga segala hak dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola
bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi
mengenai kebijakan tersebut. Karena sikapnya itu, Adhi akhirnya dinyatakan
mengundurkan diri. Dari kasus ini RS itu dapat dikatakan melanggar prinsip
akuntabilitas karena tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban antara Pengelola dan Pengurus Rumah Sakit.
3.
Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati
Seorang
nasabah, sebut saja Y, dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar angsuran
mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. Y sudah
memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar
angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu
setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi Y untuk menagih
angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak
perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekanan
psikologis kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat mengakategorikan pihak
perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karena
sebenarnya pihak perusahaan
PERANAN ETIKA DALAM BISNIS
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis sehari-hari.
Etika bisnis adalah studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke
dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi
dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi.
Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan
Dapatkah pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban
diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai
perilaku moral yang nyata?
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :
Pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang
mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan
bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka
lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan
mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam
pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
Kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal
berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal
mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral.
Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta
mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih
tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena
ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal
bertindak secara moral.
Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,
indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan
tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
perusahaan. karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan
perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan
tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak
secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara
bermoral.
Pentingnya Etika Dalam Berbisnis
Etika bisnis adalah standar-standar
nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam
pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma
etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi
paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika
dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan
yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive
advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting
diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Di
dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala
cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian
suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak
motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya
perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan
kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat.
Pentingnya
etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup
makro maupun mikro. Perspektif makro adalah pertumbuhan suatu negara
tergantung pada market system yang berperan lebih efektif dan efisien
daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Perspektif
mikro adalah dalam Iingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan
atau trust. Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004)
menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pengendalian Diri
pelaku-pelaku
bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak
memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun dengan jalan
main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan
tersebut.
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku
bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi.
3. Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan
etika bisnis.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan
dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,
tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah dan sebaliknya.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan"Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika
pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin
tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi
dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau
pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri
untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang
terkait.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua
konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika
tersebut.
10. Memelihara Kesepakatan
Memelihara
kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan
etika bisnis.
11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya
sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi
Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum
dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha
lemah.
Etika dalam berbisnis sangatlah penting agar mempererat kerjasama antara satu perusahaan atau lebih, etika tidak hanya untuk antar perusahaan tetapi juga harus terjalin dengan masyarakat sekitar bisnis yang sedang di jalani. Menghindari segala bentuk tindak kecurangan jaga akan meningkatkan keeratan bisnis.
MANFAAT ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN
Dewasa ini kalangan bisnis sudah memiliki kesadaran akan pentingnya Etika Bisnis dalam operasi bisnis. Bahkan dalam perkembangannya Etika Bisnis tidak lagi menjadi beban yang terpaksa harus dilaksanakan perusahan melainkan sudah menjadi salah satu strategy pengembangan perusahaan. Karena Tujuan perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya untuk“memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam rentang waktu jangka panjang melalui aktivitas penjualan barang dan/atau jasa. Contoh nyata akan manfaat etika bisnis sebagai strategy pengembangan perusahaan misalnya Company Social Responsibility dianggap dapat memberikan keuntungan pada perusahaan dalam bentuk profitabilitas, kinerja financial yang lebih kokoh, menurunkan resiko bentrok dengan lingkungan sekitar, meningkatkan reputasi perusahaan, dll.Etika bisnis bagi perusahaan ini,menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernahtimbul dimasa lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah,sumbangan dan sebagainya. Latar belakang pembuatan etika bisnis adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur dan kegiatan perusahaan. Bila Perusahaan memiliki etika sendiri,mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya.
Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :
1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
2. Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).
3. Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4. Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).
5. Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
6. Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan.
7. Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).
Etika bisnis perusahhan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki dsaya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, system prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral. Etika bisnis mempunyai prinsip dalam kaitan ini berhubungan dengan berbagai upaya untuk menggabungkan berbagai nilai-nilai dasar (basic values) dalam perusahaan, agar berbagai aktivitas yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan. Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan sebagai berikut.“Memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam jangka panjang”, berhubungan dengan dimensi waktu yang relatif panjang serta menyangkut sustainability. Hal ini membutuhkan adanya “kepercayaan” atau “saling mempercayai” (trust) dari berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan (stakeholders). Kalimat “kesejahteraan pemilik” merupakan derivasi dan perwujudan dari “hak kepemilikan” (ownership) yang muncul dari adanya penghargaan (respect) terhadap “kepemilikan pribadi” (property rights).Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah karena :
• Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
• Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
• Melindungi prinsip kebebasan berniaga
• Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya. Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
• Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
• Memperkuat sistem pengawasan
• Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu
dengan cara yang bijak dan tepat.